Selasa, 20 Desember 2011

Bunga Anggrek


Anggrek merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman hias yang tergolong langka. Saat ini banyak yang mencoba untuk menciptakan anggrek dengan varian terbaru dengan cara mengawin silangkan jenis anggrek yang satu dengan pohon anggrek yang lain.Tujuannya tidak lain adalah untuk mendapatkan varian anggrek baru dengan bentuk yang cantik dan tahan lama.
BUNGA ANGGREK sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad. Bangsa Yunani menggunakan BUNGA ANGGREK sebagai simbol kejantanan, sementara bangsa Tiongkok pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa BUNGA ANGGREK sebagai tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh Kaisar Tiongkok.
BUNGA AGGREK biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis BUNGA ANGGREK yang sangat tinggi, terutama Anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. BUNGA ANGGREK juga menjadi bunga nasional Singapura  dan Thailand.

Pada pertengahan zaman, BUNGA ANGGREK mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan.
Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan-ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika BUNGA ANGGREK muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18, kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena keindahan tanaman ini. Misalnya saja, BUNGA ANGGREK BULAN [Phalaenopsis Amabilis] adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume.
Tanaman BUNGA ANGGREK ini tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Cara hidupnya secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan dan tumbuh subur hingga 600 meter di atas permukaan laut.
BUNGA ANGGREK BULAN termasuk dalam tanaman Anggrek Monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar-akarnya berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang serta terasa berdaging. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.

Penyebutan jenis-jenis BUNGA ANGGREK hias biasa disebutkan dengan nama genusnya saja karena banyak sekali hibrida antarspesies dan antargenus yang telah dibuat. Akibatnya, penamaan anggrek memiliki semacam aturan khusus yang agak ‘menyimpang’ dari aturan penamaan botani biasa.

Berikut adalah nama-nama genus BUNGA ANGGREK hias populer:
- Cattleya, bunganya besar dan spektakuler, namun sulit dipelihara
- Dendrobium, tanaman hias paling populer dari antara jenis-jenis anggrek
- Grammatophylum, anggotanya termasuk anggrek Papua raksasa
- Oncidium, termasuk di dalamnya anggrek ‘golden shower’
- Phalaenopsis, kepopulerannya mendekati Dendrobium. Anggrek bulan adalah salah satu jenisnya
- Spathyphyllum, anggrek tanah
- Vanda, biasanya sebagai bunga potong

Anggrek merupakan kelompok tumbuhan yang unik dengan berbagai tipe bunga, daun, dan 'gaya hidup'. Bunga anggrek sangat bervariasi dalam hal bentuk, ukuran, warna, dll. Demikian juga dengan daun, bervariasi dari berdaun pensil (bulat panjang) sampai berdaun lebar. Cara hidup anggrek juga bermacam-macam, ada yang epifit (menempel pada batang pohon atau tumbuhan lain), hidup di tanah (terrestrial), hidup secara amoebofit, bahkan ada yang hidup di dalam atau bawah tanah.
Meskipun sebagian besar daratan di Taman Nasional Komodo termasuk kering, namun kawasan ini memiliki
lebih dari 30 jenis anggrek. Kebanyakan anggrek-anggrek tersebut hidup di hutan pegunungan yaitu Gunung Ara dan Gunung Satalibo di Pulau Komodo. Anggrek yang paling mudah dijumpai di hutan dataran rendah terutama di kawasan wisata (Loh Liang da Loh Buaya) adalah anggrek Vanda limbata. Bunga anggrek yang berwarna kemerahan ini mekar hampir sepanjang tahun, tidak seperti kebanyakan anggrek hutan lain yang hanya mekar satu atau dua kali dalam setahun. Anggrek lain yang dapat dijumpai di hutan monsoon kawasan wisata terutama Loh Liang, Pulau Komodo adalah 2 jenis anggrek Dendrobium dengan bunga berwarna putih dan orange. Anggrek Dendrobium putih mekar sekitar bulan Juni, sedangkan Dendrobium orange mekar sekitar bulan September, kadang dijumpai mekar juga ada bulan Januari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar